Senin, 09 Januari 2012

ASKEP ANGINA PEKTORIS




BAB I
KONSEPMEDIS
ANGINA PEKTORIS


A. DEFINISI

·         Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
·          Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
·         Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)

B. ETIOLOGI

1. Ateriosklerosis
2. Spasme arteri koroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi


Sejumlah faktor yan dapat menimbulkan nyeri angina :
1.     Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2.    Pajanan terhadap dingin dapat mengakibtkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
3.    Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesenteric untuk suplai jantung. (Pada janung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).
4.    Stres atau berbagai emosi akiat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung menigkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

C.ANATOMI FISIOLOGI

Jantung adalah organ berongga, berotot yang terletak di tengah thoraks dan menempati rongga antara kedua paru yang disebut mediastinum. Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, mensuplai O2 dan nutrisi sambil mengangkut CO2 dan sampah hasil metabolisme. Terdapat dua pompa jantung yang terletak di sebelah kiri dan kanan, keluaran jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru-paru melalui arteri. Kerja pompa jantung dijalankan oleh kontraktilitas relaksasi ritmik dinding otot. Kontraksi otot disebut sistolik, kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan keluar. Relaksasi otot jantung disebut diastolik kamar jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya.

Jantung terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang disebut perikardium. Lapisan luar disebut pericardium parietalis dan lapisan dalam disebut pericardium viceralis yang langsung melekat pada permukaan jantung. Kedua pericardium dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan selama kontraksi jantung.

Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu :
• Lapisan luar : epikardium.
• Lapisan tengah : miokardium, merupakan lapisan otot.
• Lapisan dalam : endokardium.

Impuls jantung dimulai dan berasal dari Nodus Sinatrialis (SA) yang berada di dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior. SA Node menghasilkan denyut jantung 60-100 x dalam 1 menit. Kemudian dihantarkan ke AV Node yang berada di atrium kanan dekat muara sinus coronaria. Jalur AV merupakan transmisi impuls atrium dan ventrikel. Penahanan yang terlalu lama atau gagalnya transmisi impuls pada AV Node dikenal sebagai blok jantung. Dari AV, impuls jantung dihantarkan ke berkas his/bundel his yang membelah menjadi cabang kiri dan kanan kemudian di serabut purkinje yang menyebar keseluruhan permukaan dalam ventrikel otot jantung dan akan mengkontraksi jantung. Serabut purkinje juga menghasilkan impuls 20-40 x/menit.

Sirkulasi Peredaran Darah
Darah yang berasal dari vena cava superior dan inferior masuk atrium kanan kemudian ke ventrikel kanan lalu menuju paru-paru melalui arteria pulmonalis. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dan O2. Darah yang banyak mengandung O2 keluar melalui vena pulmonalis ke atrium kiri melewati katub bikuspidalis ke ventrikel kiri dan akhirnya dipompa ke seluruh tubuh melalui arcus aorta kemudian melewati pembuluh darah, arteriola, kapiler (di sini terjadi difusi nutrisi dan metabolik jaringan), venula, vena kemudian kembali lagi dengan membawa CO2 ke atrium kanan melalui vena cava superior-inferior.

Ventrikel kiri dan kanan sewaktu diastole akan menghisap darah dari atrium kiri dan kanan melalui katub trikuspidalis dan mitral untuk dilewati darah. Setelah pengisian darah penuh di ventrikel akan berkontraksi maka katup bikuspidalis dan mitral tertutup. Keadaan ini disebut sistolik. Tertutupnya katub trikuspidalis dan mitral menghasilkan bunyi jantung I sedangkan tertutupnya katub aorta dan pulmonal menghasilkan bunyi jantung II. Curah jantung (cardiac output) adalah sejumlah darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh tiap menit. Besarnya curah jantung berubah tergantung dari kebutuhan metabolisme tubuh.

Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR).
CO = SV x HR.

Pengaturan Denyut Jantung
Frekuensi jantung sebagian besar berada di bawah pengaturan system saraf otonom yaitu serabut parasimpatis mempersarafi node SA dan AV, mempengaruhi kecepatan dan frekuensi jantung sedangkan simpatis akan memperkuat denyut jantung.
Pengaturan Volume Sekuncup
Volume sekuncup tergantung dari tiga variabel :
- Preload yaitu peningkatan volume terakhir yang meningkatkan kekuatan kontraksi pada saat sistolik.
- Kontraktilitas yaitu kekuatan kontraksi dari jantung.
- After load yaitu besarnya tegangan yang dihasilkan oleh ventrikel selama fase systole agar mampu membuka katub semilunaris dan memompa darah keluar.
Ruang jantung terdiri atas empat ruang, dua ruang bagian atas disebut atrium, dua ruang di bagian bawah disebut ventrikel. Dinding yang memisahkan ruang kanan dan kiri disebut septum.

- Atrium kanan
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, yang juga sebagai pengatur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena masuk atrium kanan melalui vena cava inferior dan superior dan sinus coronarius.

- Ventrikel kanan
Menghasilkan kontraksi tekanan darah yang cukup untuk memompa darah ke dalam arteri pulmonalis.

- Atrium kiri
Menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui vena pulmonalis. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katub mitralis.

- Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer, sekat pembatas kedua ventrikel disebut septum interventrikularis.
Katub Jantung
Katub jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah ke dalam jantung.
Ada dua katub yaitu :
- Atrioventrikularis
Memisahkan antara atrium dan ventrikel. Terdapat dua jenis yaitu katub trikuspidalis dan mitralis/bikuspidalis. Katub trikuspidalis memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri.

- Semilunaris
Katub semilunaris terletak di antara tiap ventrikel dan arteri yang bersangkutan. Katub antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis disebut katub pulmonalis. Katub antara ventrikel kiri dan aorta disebut katub aorta.
D.PATOFISIOLOGI

Denyut jantung sangat penting, karena apabila ada rangsangan pada bagian tubuh. Dengan demikian arus listrik sebagai pembuka jalan akan menimbulkan kontraksi yang mana akan terjadi denyutan jantung. Hal ini berjalan terus dengan irama yang teratur tanpa berhenti, menurut kecepatan yang disebut tadi, pada umumnya 70x/mnt.

Tetapi jantung selalu pompa, mempunyai 4 ruang sendiri. Yang masing-masing mempunyai peran penting. Karena darah itu dipompakan bukan hanya kepada satu peredaran, melainkan kepada dua peredaran yang sama sekali berbeda.

Yang besar adalah peredararan umum, mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh, tetapi setelah tiba diujung perjalanannya darah itu kembali ke sumber semula, perjalanan ini lebih pendek dan melintasi paru-paru yang melintasi komponen darah itu.

Jantung ada dua yaitu jantung sebelah kiri dan jantung sebelah kanan yang masing-masing mempunyai dua ruang, ruang sebelah atas yang disebut atrium ( serambi ), dan bawah ruang sebelah yang disebut ventrikel ( bilik ) masing-masing ruang ini dihubungkan dengan system peredarannya sendiri.satu seri katup yang sederhana namun efisien mengatur perjalanan darah itu sehingga mengalir dengan bebas diantara pembuluh darah, pembuluh yang pada masing-masing ruangan.

Darah dikirim ke atrium disebelah kanan melelui pembuluh-pembuluh utama yang disebut vena ( vene cava ) ini adalah darah yang telah dikumpulkan dari seluruh tubuh pada saat itu, lalu dilimpahkan ke atrium ( serambi )
Pada denyutan jantung yang berikutnya, jantung berkontraksi, lalu darah yang ada di atrium dilimpahkan ke ventrikel. Disebelah kanan ketika katup penghubung itu terbuka. Ketika ventrikel sebelah kanan mengempis, darah besar yang menyalurkan ke jantung


E.GAMBARAN KLINIK
Perasaan seperti didikat atau ditekan yang bermula dari tengah dada yang secara bertahap menyebar kerahang bawah,permukaan dalam tangan kiri,dan permukaan ulnar jari manis dan jari kelingking.
Secara garis besar, ciri khas tanda dan gejala terjadinya angina pectoris dapat dilihat dari letaknya (daerah yang terasa sakit ),kualitas sakit , hubungan timbulnya dengan aktifitas,dan lama serangannya.
Sakit biasanya timbul didaerah sternal,sub sterna,atau dada sibelah kiri dan menjalar kelengan kiri.kwalitas sakit yang timbul beragam,dapat seperti ditekan benda berat,dijepit,atau terasa panas.sakit dada biasanya timbul saat melakukan aktifitas dan hilang saat berhenti beraktifitas,dengan lama serangan berlangsung antara 1-5 menit.
Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.


A.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Elektro Kardio Gram.
b. Holter Monitor.
c. Angiografi Curone.
d. Stres Testing.
e. Foto Rontgen Dada.
f. Pemeriksaan Laboratorium.
Yang sering dilakukan pemeriksaan enzim; CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut
akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol LDH dan LDL. Trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hyperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor resiko bagi pasien angina pectoris.

G.PENGOBATAN / PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah utnuk menurungkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatka suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi famakoligi dan control terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkuatan (PTCA  = percutaneous transluminal coronary angio plasty), (diskusikan dibawah). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang akhir-akhir ini sering digunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner utnk meningkatkan alira darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkuatn untuk mengangkat obsruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu tau seluruh teknik di atas, melalui bedah pntas koronr dari PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi ejala dan kemunduran proses angina yang dederita pasien.


Terapi Farmakologi
Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih meruakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin deberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri augina.
Nitrolosenin adalah bahan vasoaktif yang bergungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjdilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.
      Nitroligliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.

·         Pasien di minta tidak menggerakan lidah dan jangan menelan ludah sampai tablet nitroglisenin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dpt dikunyah untuk dapat mempercepat penyerapan di bawah lidah.
·         Sebagai pencegahan, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus disimpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak boleh disimpan dalam botol plastik atau logam.
·         Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas, upa, udara,cahaya dalam waktu lama. Bila nitrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala teras tegang dan berdenyut. Pesediaan titrogliserin harus diperbaharui setiap 6 bulan sekali.
·         Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus mengatur sendiri dosis yang deperlukan, yaitu dosis tekecil yang dapat menghilangkan nyeri. Obat harus sigunakan untuk mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas yang mungkin kan menyebabkan nyeri. Karena nitroglisein dapa meningkatkan toleransi pasien terhadap latihan dn stress bila dignakn ebagai pencegahan (missal sebelum latihan, manaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik unakan obat ini sebelum rasa nyeri muncul.
·         Pasien harus mengigat berapa lama kerja nitrogliserin dalam menghilangkan nyeri, bila nyeri tidak dapt dikurangi dengan nitrogliserin, harus dicurigai adanya ancaman terjadinya infark miokardium.
·         Bila nyeri menetap setelah memakai tiga (3) tablet sublingual denfa interval 5 menit, pasien dianjurkan segea dibawa ke fsilitas perawatan darurat terdekat.
Efek samping nitrogliserin meluputi rasa panas, skit kepala berenyut, hipertensi, dan takikardia. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih diperbedakan. Isorbid dinirat (isordil) tampaknya efektif ampai 2 jam bila digunakan dibawah lidah, tetapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.
Salep nitroglisenin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk lanolin-petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap nyeri angia dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangan berguna bila digunakan pada pasien yang mengalami agina pada mlam hari atau yang harus menjalankn aktivitas dalam waktu cukup lama (missal main golf) karena mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam. Dosis biasanya ditingkatkan sampai terjadi sakit kepala atau efek berat terhadap tekanan darah atau frekuensi jantung, kemudian diturungkan sampai dosis tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Cara pemakaian salep biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien diingatkan untk selalu mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk mencegah iritasi kulit.
  Penyekat Beta-adrenergik. Bila pasie tetap menderita nyeri dada meskipun telah mendapat nitroglisenin dan merubah gaya hidup, maka perlu di berikan bahan penyekat beta adrenergik. Propranolol hidroklorit (Inderal) masih merupakan obat pilihan. Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghamba impuls simpatis ke jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan jumlah oksigen yang tersedia. Hal ini sangat membantu mengontrol nyeri dada dan memungkinkan pasien bekerja atau berolahraga. Propranolol dapat diberikan bersama isorbid dinitrat sub lingual atau oral untuk mencegah nyeri angina.
Propranolol debersihkan oleh hati dengan keceptan yang bervariasi. Tergantung pada masing-masing pasien. Biasanya diberikan dengan interval 6 jam , efek sampingnya meliputi kelemahan musculoskeletal, bradikardia, dan depresi mental .
Bila propranolol diberikan, maka tekanan darah dan frekuensi jantung harus dipantau (dengan pasien pada posisi tegak) 2 jam setelah pemberian obat. Pemberian dapat dilakukan oleh anggota keluarga dirumah atau oleh petugas kesehatan. Jika tekanan darah turun secara mendadak maka perlu diberikan vasopresor. Bila terjadi bradikardi berat, atropin merupakan antidot pilihan. Juga penting di ingat bahwa Propranolol dapat mencetuskan gagal jantung kongestif dan asma.
·         Pasien diperingatkan untuk tidak berhenti minum Propranolol secara medadak, Karena ada bukti bahwa angina akan lebih parah dan dapat timbul infark miokardium, bila obat ini dihentikan secara mendadak.
Antagonis Ion kalsium/penyekat kanal penyekat atau antagonis kalsium mimiliki sifat yang sangat berpengaruh pada kebutuhan dan suplai oksigen jantung, jadi berguna untuk menangani angina. Secara fisiologis, ion kalsium berperan ditingkat sel mempengaruhi kontraksi semua jaringan  otot dan berperan dalam simulasi listrik pada jantung.
  Antagonis/penyekat ion kalsium  meningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan mengurangi kebutuhan jantung dnegan menurunkan tekanan arteri sistemik dan, demikin juga beban kerja  ventrikel kiri. Tiga ntagonis/penyekat ion kalsium yang biasanya digunkan adalah nifedipin (procardia), verapamil (Isoptin, calan) dan diltiazem (Cardizem). Efek vasodilatasi obat-obat tersebut, terutama pada sirkulasi koroner, berguna untuk angina yang diakibatkan oleh vasospasme koroner (Angina prinzmetal).




BAB II

KONSEP ASKEP
A.   . Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat hipertensi dan penyakit paru.
- Riwayat anemia.
- Riwayat penyakit katub jantung, bedah jantung dan endokarditis.

b. Pola nutrisi metabolik
- Mual, muntah, anoreksia.
- Penambahan berat badan signifikan
- Edema, asites
- Makan makanan yang tinggi garam, lemak, gula dan kafein.
- Penggunaan obat diuretik.

c. Pola eliminasi
- Nokturia (berkemih pada malam hari)
- Penurunan berkemih, urine berwarna gelap
- Diare, konstipasi.

d. Pola latihan dan aktivitas
- Kelelahan terus menerus sepanjang hari.
- Gelisah
- Dyspnea
- Edema pada ekstremitas bawah.
- Batuk, nyeri dada pada saat aktivitas.

e. Pola tidur dan istirahat
- Insomnia
- Tidur menggunakan 2-3 bantal.

f. Pola persepsi dan kognitif
- Cemas
- Stres yang berhubungan dengan penyakit
- Kemampuan pasien mengatasi penyebab penyakit.

g. Pola hubungan dan peran dengan sesama
- Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

h. Pola reproduksi dan seksualitas
- Penurunan aktivitas seksualitas, penurunan libido dan impoten/ disfungsi orgasme sehubungan dengan kelelahan/beta blocker yang sering membuat penurunan sex















B. Penyimpangan KDM




Penyempitan/blok lebih dari 75 %
Aktifitas berlebih
Anemia berat

                                                                           
Penurunan jumlah Hb
Ketidakseimbangan suply dengan kebutuhan Omiokard yang bertambah



       Iskemik
Kompensasi jantung

Kebutuhan O2 miokard meningkat

Peningkatan curah jantung


Hipoksia sel energi kurang
                                     METABOLISME ANAEROB
Beban kerja jantung meningkat

Gangguan kontraksi ventrikel kiri


Aorta insufisiensi
                                                                             Metabolisme             ASAM LAKTAT
Penurunan stroke volume
    
      Nyeri

Penurunan COP            
Penurunan aliran koroner

MK 1 :  Nyeri Akut
                                                                                Asam Laktat


Rasa lelah, lemas
                                                    

MK 2 :  Intoleransi Aktifitas


C.    Diagnosa Keperawatan / Masalah Kolaboratif
·         Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hipoxia ditandai dengan skala nyeri 5, klien tampak lemah, muka pucat, tidur 4 – 5 jam/hari.
·         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien tampak lemah, nadi 56 x/menit, RR 34 x/menit, aktivitas dibantu oleh perawat dan keluarga, klien terpasang oksigen.
·          Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan keadaan umum lemah, porsi yang disediakan tidak habis.
·          Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang tinggi jantung dan dampak penyakit jantung.



Masalah Kolaborasil Komplikasi Potensial
Komplikasi potensial angina mencakup infark medium dan komlokasinya akan didiskusikan pada selanjutnya.

D. Rencana Keperawatan

1.     Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hipoxia.
Tujuan : Nyeri dada berkurang.
Intervensi :
- Analisa dan catat karakteristik nyeri dada, keluhan verbal, ekspresi wajah, TD
- Ciptakan suasana nyaman dan tenang
- Beri oksigen
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat : analgetik.
Rasionalisasi :
- Untuk mengetahui perkembangan
- Agar klien merasa tenang
- Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
- Dalam pemberian obat analgetik untuk mengurangi rasa nyeri dan sesak klien.

2.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Mengembalikan/meningkatkan kemampuan beraktivitas secara bertahap.
Intervensi :
- Catat dan analisa perubahana tanda-tanda vital sebelum, selama, sesudah beraktivitas adanya nyeri dada dan seska nafas
- Anjurkan istirahat, hindari dan batasi kegiatan yang memelahkan.
Rasionalisasi :
- Untuk mengetahui batas kemampuan klien dalam beraktivitas
- Untuk melatih/merenggangkan otot-otot yang tegang secara bertahap
- Untuk mengurangi rasa nyeri dan sesak pada klien.

3.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi bagi tubuh bisa terpenuhi.
Intervensi :
- Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dalam proses penyembuhan
- Beri makanan yang bervariasi dalam porsi kecil tapi sering
- Timbang BB klien.
Rasionalisasi :
- Untuk memberi pengetahuan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan motivasi agar klien mau makan
- Agar klien lebih ingin untuk makan dan merasa tidak bosan dengan menu yang diberikan
- Untuk mengetahui perkembangan BB klien.

4.    Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang tinggi jantung dan dampak penyakit jantung.
Tujuan : Memperoleh pengetahuan tentang penyakit
Intervensi :
- Beri penjelasan tentang tinggi jantung dan dampak penyakit
- Jawab semua pertanyaan dari klien
- Pantau pasien untuk mengidentifikasi sumber stress
- Diskusikan ASA sesuai indikasi
Rasionalisasi :
- Untuk memberikan pengetahuan kepada klien tentang tinggi jantung dan dampak penyakit
- Agar klien memperoleh informasi yang diinginkannya dan klien merasa puas dengan jawaban yang diterima
- Mencegah serangan angina
- Diberikan secara profilaksis untuk menurunkan agresasi trombosit dan memperbaiki sirkulasi koroner.

·         Implementasi
Dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada klien dengan Angina Pektoris, sesuai dengan keperawatan yang telah disusun perencanaan yang ada pada masing-masing diagnosa keperawatan, telah dilaksanakan dan sebagai perawat kita harus berusaha melaksanakan keperawatan pada klien dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan sarana dan fasilitas yang ada.
Ada beberapa tindakan yang tidak dapat dilakukan penulis secara mandiri memerlukan bantuan dari tim kesehatan yaitu dokter dan perawat ruangan.





E.    Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, hasil yang diperoleh dari pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Angina Pektoris adalah sebagai berikut :
1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hipoxia ditandai dengan skala nyeri 5, klien tampak lemah, muka pucat, tidur 4 – 5 jam/hari.
2.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien tampak lemah, nadi 56 x/menit, RR 34 x/menit, aktivitas dibantu oleh perawat dan keluarga, klien terpasang oksigen.
3.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan keadaan umum lemah, porsi yang disediakan tidak habis
4.     Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang tinggi jantung dan dampak penyakit jantung.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar